PLTA Rasak Bungo Sebagai Bangunan Cagar Budaya
PLTA Rasak Bungo merupakan sebuah situs yang diduga menjadi objek cagar budaya karena termasuk PLTA tertua di Indonesia. Dibangun pada tahun 1908 dan berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik dan disalurkan untuk mengoperasikan Pabrik Indarung 1 PT Semen Padang. PLTA Rasak Bungo berlokasi di Janjang Rasak Bungo, Jalan Padang-Solok, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kabupaten Padang, Provinsi Sumatera Barat. Dengan titik koordinat -0.95134,100.48430. Lokasi PLTA Rasak bungo berbatasan dengan Jalan Raya Padang-Solok di sebelah utara, Sungai Sikayan di Selatan, Tanah Ulayat di Barat dan Timur.
PLTA Rasak Bungo menjalankan kinerjanya untuk menghasilkan tenaga listrik dari sumber air yaitu sungai lubuk paraku untuk mengoperasikan Pabrik Indarung 1. Bangunanan dan struktur yang berada di PLTA Rasak Bungo yaitu Bendungan, saluran air, turbin, generator, pusat kontrol, dan kompleks PLTA Rasak Bungo. Dalam kompleks PLTA Rasak Bungo terdapat dua bangunan, yang mana di gedung utama terdapat turbin dan generator listrik sedangkan bangunan kedua terdapat gudang dan ruang buspar. Keterkaitan PLTA Rasak Bungo dengan bangunan disekitarnya dan cara bekerjanya daalah sebagai berikut:
1. Bendungan menjadi salah satu bagain terpenting dari PLTA Rasak Bungo karena berfungsi untuk mengumpulkan air sungai dan membentuk waduk. Waduk ini akan mengatur aliran air yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Dengan demikian, bendungan berperan dalam mengendalikan pasokan air dan mengatur banjir disekitar wilayah tersebut.
2. Saluran air adalah infrastruktur yang mengalirkan air dari reservoir atau bendungan ke lokasi turbin. Saluran ini terdiri dari struktur seperti saluran terbuka atau terowongan yang mengalirkan air ke turbin. Saluran air ini juga akan berdampak pada sistem drainase dan aliran air di sekitarnya.
3. Bangunan utama PLTA Rasak Bungo adalah turbin dan generator. Turbin adalah suatu alat yang digerakkan oleh aliran air, yang kemudian menghasilkan energi mekanik, sedangkan generator mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Turbin berbentuk berwarna biru dan crem. Terdapat ornamen angka dan huruf dalam sebuah Turbin. Pada Turbin terdapat inskripsi Siemens-Schuckert, A1MP1GI 19000001107, dan Amme, Glesecke dan Konegen. A. G. Brauschweig. Gedung ini berperan besar dalam menghasilkan listrik, yang kemudian disalurkan ke wilayah sekitarnya melalui jaringan listrik.
4. Pusat Kontrol : PLTA Rasak Bungo juga mempunyai pusat kendali, dimana operator memantau dan mengontrol pengoperasian pembangkit listrik. Gedung pusat kendali ini berperan penting dalam menjaga operasional PLTA Rasak Bungo serta menjamin operasional yang aman dan efisien.
Kondisi PLTA Rasak Bungo hingga saat ini masih utuh, namun ada satu komponen yang mengalami kerusakan pada CB Sinkron 3kV Siemens Schuckert. Komponen tersebut telah ada sejak tahun 1908. PLTA Rasak Bungo sempat berhenti beroperasi karena kerusakan tersebut. Tim dari perusahaan melakukan sebuah inovasi untuk memodifikasi kerusakan dalam komponen tersebut dengan material CB Trafo Accessoris PLTD 1. Jadi PLTA Rasak Bungo sempat mengalami pemugaran.
PLTA Rasak Bungo dibangun pada masa Kolonial Belanda pada Tahun 1908 dan mulai mulai dioperasikan sejak tahun 1909. Pembangkit listrik di Rasak Bungo berkapasitas energi listrik 2x500 Kw dan sampai saat ini masih berfungsi. pembangkit listrik tenaga (PLTA) Rasak Bungo juga memiliki usia yang lebih panjang dari usia yang dimiliki PT Semen Padang yaitu sudah berusia kurang lebih 114 tahun. Oleh karena hal inilah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo merupakan PLTA tertua yang ada di negara Indonesia dan masih berfungsi hingga saat ini. Asal-usul penamaan dari PLTA Rasak Bungo ini berasal dari sejenis kayu rasak, yang di lingkungan PLTA tersebut banyak terdapat kayu rasak, oleh karena itu dinamakan Rasak Bungo.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo menjadi salah satu fasilitas penting dalam mendukung kelahiran serta mewarnai perjalanan dari pabrik PT. Semen Padang yang dulunya bernama NV.Padang Portland Cement Maatschappij (PPCM) yang berdiri tahun 1910. Tepat satu tahun seletah PLTA Rasak Bungo Resmi beroperasi. Sumber energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo dimanfaatkan untuk mendirikan pabrik, sekaligus untuk operasional pabrik Indarung I saat itu.
Sumber air yang dimanfaatkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo berasal dari sungai Lubuk Paraku. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo dibangun di atas tanah seluas lebih kurang II hektar, pada bangunan 1 (gedung utama) memiliki panjang 20 m dan lebar 11 cm. Sedangkan pada bangunan II (gudang) memiliki panjang 15 m dan lebar 6,5 m. Untuk menunjang operasional PLTA Rasak Bungo, telah dibangun sejumlah bangunan dan struktur seperti Kompleks PLTA Rasak Bungo, bendungan, kanal, dan turbin. Kompleks PLTA Rasak Bungo memiliki dua bangunan, di gedung utama terdapat turbin dan generator listrik sedangkan di bangunan kedua terdapat gudang dan ruang buspar.
Peran PLTA Rasak Bungo sangat banyak mulai dari pemanfaatan untuk mendirikan pabrik, pengoperasional pabrik Indarung I PT Semen Padang, menerangi fasilitas umum yang ada di sekitar lingkungan perusahaan. PT Semen Padang melalui unit CSR perusahaan, juga punya program pemberdayaan masyarakat yang rutin dialokasikan setiap tahun oleh PT Semen Padang, yaitu program Basinergi Mambangun Nagari (BMN).
Pengaruh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo terhadap masyarakat sangat positif dengan merubah perekonomian dengan adanya tenaga kerja dari PT Semen Padang, adanya UMKM kecil di sekitar pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Rasak Bungo dan merubah desa menjadi kota industri hingga sekarang. Karena masyarakat mendapat kesempatan untuk berjualan di tepi jalan raya, sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat sekitar. Air baliang sebagai sumber PLTA Rasak bungo sangat membantu kesuburan pada lahan pertanian dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Masyarakat sangat berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan peninggalan cagar budaya PLTA sebagai pabrik tertua di Indonesia, dengan bersikap saling menjaga kebersihan air, tidak mencemari sekaligus menjadi pengawas jika mendapati gerak-gerik masyarakat yang mencurigakan. Pada pemeliharaannya PLTA Rasak bungo dibawah naungan PT Semen Padang melakukan pembersihan pada sekitaran wilayah tersebut satu kali dalam tiga bulan.
Urgensi penetapan PLTA Rasak Bungo sebagai cagar budaya yaitu, pertama PLTA Rasak Bungo merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga air pertama di Indonesia. Dibangun pada tahun 1908 sebagai tonggak pertama dalam dalam perkembangan industri energi Indonesia. Kedua, PLTA Rasak Bungo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan daerah sekitarnya. Melalui pembangunan dan operasionalnya, PLTA Rasak Bungo telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan dampak ekonomi positif pada komunitas setempat.
Ketiga, PLTA Rasak Bungo juga merupakan bukti kemampuan teknologi dan rekayasa Indonesia. Pembangunan dan operasional PLTA ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu merancang, membangun, dan mengoperasikan infrastruktur energi yang penting untuk negara, meskipun dalam pembangunananya ada unsur campur tangan dari pihak kolonial Belanda. Keempat, PLTA Rasak Bungo sebagai sumber energi terbarukan, memiliki peran dalam mencapai keberlanjutan lingkungan dan energi. Hal ini berperan penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Wali Kota Padang No. 425 Tahun 2022 Pembangkit Listrik Tenaga Air Rasak Bungo sudah ditetapkan sebagai situs Cagar Budaya. Sebelumnya Pabrik Indarung 1 sebagai bagian dari Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana telah dinasionalisasikan oleh pemerintah sebagai aset negara Republik Indonesia pada tahun 1958 dan dinyatakan dijalankan berdasarkan ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960.
Supaya bangunan ini tidak hilang dari sejarah maka Pabrik Semen Indarung I dan PLTA Rasak Bungo milik PT Semen Padang didorong untuk menjadi warisan dunia (Word Heritage) oleh UNESCO. Karena Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo merupakan tonggak sejarah dan simbol kemandirian bangsa untuk mendukung pembangunan di tanah air. Untuk mengabadikan memori perjuangan bersejarah tersebut dan sebagai bentuk arsip, maka perlu diperjuangkan supaya bangunan ini diakui dunia dan ditetapkan sebagai World Heritage oleh UNESCO.
.jpeg)
.jpeg)

Komentar
Posting Komentar